Dreampalacepabna – Coca Cola adalah minuman soda yang cukup digemari banyak orang. Rasanya manis dan menyengat dari soda tentu akan memberikan link alternatif lgo4d sensasi berbeda tiap menikmatinya.

Namun, rupanya resep rahasia di balik kelezatan Coca Cola tempo dulu tak diduga sempat memakai kokain. Keberadaan kokain di minuman adalah ide John Pemberton, veteran Perang Saudara Amerika (1861-1865) dan pencipta Coca Cola.

Awal penggunaan zat tersebut bermula saat Pemberton kecanduan morfin. Morfin adalah zat yang sering digunakan buat mengurangi rasa sakit. Kebetulan kala itu, Pemberton mengalami luka parah di bagian dada dan mengharuskannya menenggak morfin.

Seiring waktu, ide bisnis Pemberton kemudian muncul. Dia hendak memproduksi morfin sendiri dan menjualnya ke veteran perang yang sakit. Sayang, setelah dicoba bisnisnya gagal. Hingga akhirnya, tercipta satu ide menarik pada 1866.

Idenya adalah mencampurkan obat pereda sakit itu ke dalam minuman bersoda yang sangat disukai masyarakat. Dia pun nekat melakukan eksperimen. Minuman anggur dicampurkan dengan daun koka yang mengandung kokain dan kacang kola yang terdapat kafein. 

Tak disangka, minuman tersebut direspons positif banyak veteran perang. Mereka tak lagi perlu menelan morfin dan hanya perlu menenggak ramuan Pemberton.

 “Pada tahun 1866, John Styth Pemberton dari Atlanta, Georgia, lgo4d penipu memperkenalkan minuman ringan yang diperkaya koka dan dinamai Coca-Cola,” tulis Ernest Small dalam Top 100 Exotic Food Plants (2011).

Sejak itulah, Coca Cola dijual seharga 5 sen per gelas yang di dalamnya tentu ada campuran kokain. Toko pertama yang menjualnya adalah Jacob’s Pharmacy di Georgia, AS. Tak perlu waktu lama untuk meraih popularitas. Cola Cola seketika langsung menjadi minuman favorit masyarakat umum. 

Terlebih, tulis Michael Blanding dalam The Coke Machine: The Dirty Truth Behind the World’s Favorite Soft Drink (2010), Pemberton menggembor-gemborkan Cola Cola mampu mengobati sakit kepala, nyeri dan gangguan pencernaan. Praktis masyarakat menyukainya meski klaim tersebut tak ada penelitiannya. 

Pada 1888, Pemberton wafat dalam kondisi miskin dan kecanduan kokain akibat minum Coca Cola berlebih. Setelahnya, perusahaan pun dibeli oleh apoteker, Asa Griggs Candler. Candler yang kemudian memproduksi massal Cola Cola secara masif lewat bendera The Cola Cola Company. 

Bisnis minuman soda itu pun semakin berjaya. Namun, pada 1929 terjadi perubahan di produksinya. 

“Di tahun tersebut kokain di dalam Cola Cola dihilangkan setelah 63 tahun eksis,” tulis Ernest Small. 

Belakangan, usai keberadaan narkoba yang menurut klaim perusahaan ditiadakan, penjualan Cola Cola melejit. Dalam hitungan beberapa puluh tahun Coca Cola menyebar ke luar Amerika.

Di tahun 1927, Coca Cola sudah masuk ke Indonesia sebagai minuman yang diimpor secara utuh. Di Indonesia yang masih bernama Hindia Belanda, berdirilah NV De Water Nederlands Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) di Batavia yang memproduksi Coca Cola pada 1932.

Pabrik itu terus berproduksi hingga 1942 dan berhenti ketika penjajahan Jepang. Setelah 1945 pabrik itu kembali beroperasi. Produksi Coca Cola di Indonesia kemudian terus meningkat hingga sekarang. Coca Cola adalah saingan berat Pepsi Cola. Di Indonesia persaingan itu pernah ada, namun beberapa tahun terakhir Pepsi hengkang dari Indonesia.